Gigi berlubang bisa berdampak pada status gizi anak.
Gambar:status gigi anak saat sakit gigi. |
93 Persen Anak di Indonesia Alami Gigi Berlubang
gigi berlubang bisa berdampak pada status gizi anak.
Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 93 persen anak usia dini, yakni dalam rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang. Ini berarti hanya tujuh persen anak di Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi.
Disampaikan Prof. drg. Anton Raharjo dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, hasil Riskesdas 2018 ini juga menunjukkan bahwa rata-rata anak-anak usia 5-6 tahun mengalami lubang pada delapan giginya. Hal ini menurutnya bisa memengaruhi status gizi anak karena gigi berlubang membuat anak menolak untuk makan.
"Kalau anak banyak sakit gigi, dia akan menolak makan. Itu diduga ada pengaruhnya ke gizi. Anak jadi kurus dan nutrisi yang dibutuhkan tidak mencukupi secara maksimal," ujar Prof. Anton dalam pemaparan Hasil Riskesdas 2018 di Jakarta. dan hari ini Semarang,12/juni 2020 by F.K.
Ia menambahkan, penyebab gigi berlubang pada 93 persen anak Indonesia bisa dipicu berbagai hal mulai dari pemberian susu waktu saatnya tidur, pemberian makanan dan minuman tinggi gula, hingga kurangnya kesadaran orang tua untuk mengajarkan anaknya menyikat gigi.
"Anak-anak kan suka makanan manis, jadi bisa memicu karies gigi Atau gigi berlubang kebiasaan minum susu sambil tidur sehingga gigi atau rongga mulut anak tidak dibersihkan dan membuat bakteri berkumpul, atau bisa juga karena tdk bisa beli susu sehingga beli teh manis itu juga memengaruhi ke gigi anak," tambah lagi berlubang pada anak.
Gigi susu yang karies ini, pada akhirnya bisa memengaruhi kondisi gigi anak saat dewasa. Itu sebabnya, Ferdinand berharap dengan temuan Riskesdas ini bisa mendorong program-program edukasi pada anak usia dini agar menyadari pentingnya menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut pada anak usia dini.
"Mungkin
ke depan, di PAUD/TK maupun di SD yang anak-anak sudah diajarkan untuk menyikat gigi. Diajari
bagaimana menyikat gigi yang benar, kenapa harus pakai pasta gigi karena
flouride juga penting untuk mempertahankan gigi dari asam yang bisa merusak
gigi," tambah dia.
Sementara untuk perilaku menyikat gigi yang benar, hasil Riskesdas 2018 menyebut bahwa baru 2,8 persen penduduk Indonesia yang sudah menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi hari dan malam hari sebelum tidur secara benar. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi ''seputar kesehatan gigi dan mulut,, kabarkan untuk kedepan menyikat gigi harus dimulai sejak dini karena akan menjadi kebiasaan hingga dewasa,dan indonsia akan hingdari dari karies gigi dan gigi berlubang yang ada pada anak usia dini.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT ARIKEL INI.
SALAM SEHAT
SALAM JIWA
permainan poker dengan pelayanan CS yang ramah dan terbaik hanya di IONQQ :D
ReplyDeleteWA: +855 1537 3217