WELCOME TO BLOGGER SEPUTAR KESEHATAN GIGI DAN MULUT BY ENAGO FK

seputar kesehatan gigi

Kumpulan Artikel Kesehatan Gigi Dan Mulut

Thursday 16 April 2020

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGGOSOK GIGI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGOSOK GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGGOSOK GIGI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGOSOK GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR SD NEGERI SAMBIROTO 01 SEMARANG
PROPOSAL 

Untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar sarjana terapan keperawatan gigi

disusun oleh:
FERDINAND KOTOUKI
P1337425216049


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020



BAB I
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
  Undang-undang kesehatan No.36 tahun 2009 pasal 46-47 menyatakan untuk mencapai tingkat kesehatan yang tinggi untuk masyarakat, menyediakan kesehatan yang dilengkapi dengan dukungan kesehatan yang dilengkapi dan melengkapi dalam mendukung kesehatan perseorangan dan mendorong kesehatan masyarakat perseorangan. Upaya kesehatan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan dengan mempromosikan promotif, preventif, dan rehabilitasi yang dilakukan secara lengkap, dikelola, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009). Salah satu upaya kesehatan bagi anak sekolah di bidang sikap menggosok gigi.
    Karies merupakan penyakit pada jaringan keras, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh kegiatan jaringan jasad renik. Proses karies di tandai dengan demineralisasi pada jaringan gigi. Karies gigi adalah penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor yang terjadi interaksi dari empat faktor utama yang ada di mulut adalah tuan rumah, agen (mikroorganisme), subrat (dietkarbohidrat) dan waktu (Patauli dan Hamanda dalam.
Salah satu faktor yang menentukan masalah kesehatan gigi mulut pada masyarakat adalah faktor yang mempengaruhi atau memperbaiki kebersihan gigi dan mulut. Hal itu lebih penting daripada pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Semakin tinggi pada akhirnya, maka perhatian akan kesehatan gigi semakin tinggi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Masalah kesehatan gigi dan mulut masih terjadi saat ini, karena penyakit gigi dan mulut masih terjadi masalah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat hal ini dapat menggangu kegiatan 
yang dilakukan, salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat pada anak-anak adalah karies gigi.
    Masalah kerusakan gigi pada orang Indonesia cukup tinggi. Menurut standar internasional, kerusakan pada gigi sebanyak 2,5 per orang, sedangkan orang Indonesia rerata adalah 4-5 gigi yang rusak, Status kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak pada umumnya lebih buruk dari status kesehatan gigi dan mulut orang dewasa. Faktor pengambilan karies oleh kebersihan gigi dan mulut, jika seseorang tidak peduli kebersihan mulut, maka akan terbentuk karies gigi, yang merupakan salah satu faktor pemicu karies. 
Di kota Semarang telah melakukan upaya pelayanan UKGS di sekitar 227 siswa (100%) dari data tersebut berada di 122 (47%) siswa perluh perawatan yang telah mendapatkan sekitar 122 karna karena ada masalah dalam menggunakan menggosok gigi oleh siswa tersebut (48,6% )) (Kemenkes RI, 2017).
    Telah melakukan studi pendahuluan di SD N Sambiroto 01 Semarang Standar pelayanan minimal (SPM) bidang kabupaten / kota Permenkes RI No. 741 / Menkes / Per / VII / 2008 teknis SPM bidang kesehatan di Kabupaten / Kota Kepmenkes RI No.828 / Menkes / SK / IX / 2008 bantuan langkah-langkah UKGS. Oleh karena itu, kegiatan UKGS hanya dilaksanakan dan dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan gigi dan mulut yang dilakukan pada tanggal 14 Maret - 21 Maret 2019 pada siswa kelas IV SD N Sambiroto 01, diperoleh hasil nilai OHI-S = 1,89 (DI = 1,70 dan CI = 0,20), DMF -T = 0,79 = 0,01%.
SDN Sambiroto 01 Semarang guna meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas IV-V SDN Sambiroto 01, Semarang dan untuk membantu menggosok gigi dengan baik dan benar agar dini terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
    Berdasarkan hal ini maka perluh dilakuakn suatu penelitian tentang pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada siswa sekolah dasar di SD Negri Sambiroto 01 Semarang.
B. Masalah Perumusan.
   Berdasarkan uraian dari latar belakang maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut "Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Sambiro 01?"
C. Tujuan Penelitian 
  1. Tujuan umum 
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Sambiro 01 Semarang.
 2.Tujuan khusus 
 a.Untuk belajar tingkat pengetahuan menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Sambiro 01.
 b.Untuk belajar sikap meggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi di sekolah dasar di SD Negeri Sambiroto 01.
 c.Untuk belajar keterampilan menggosok gigi di sekolah dasar di SD Negeri Sambiroto 01.
D. Manfaat Penelitian 
 1.Bagi intitusi 
    Diharapkan tulisan ini dapat menambah referensi bacaan diperpustakan Poltekkes Kemenkes Semarang dan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa khusus menenai hubungan pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi.
2.Bagi peneliti 
    Dapat menambah wawasan yang membahas tentang pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi.
3.Bagi masyarakat 
  Dapat digunakan sebagai informasi untuk orang tua siswa tentang tingkat pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap kemampuan menggosok gigi dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menghubungkan kepada orang tua siswa tentang hasil penelitian yang dilakukan pada saat bertemu dengan para peneliti.
E. Keaslian Penelitian 
   Penelitian yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok siswa SD Negeri Sambiroto 01 Semarang adalah penelitian lanjutan, penah yang dilakukan.

Gambar 2.3 :Judul Penelitian dibawah ini:

tabel 2.1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Landasan Teori 
   1.Pengetahuan
 Pengetahuan adalah hasil dari pengetahuan, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui pancaindra, rasa, dan raba. Sebagai pengetahuan besar yang diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan tentang faktor pendidikan formal. Pengetahuan terkait dengan pendidikan, dimana diharapkan pendidikan yang tinggi maka orang ini akan semakin luas pula pengetahuannya.

a.tingkat pengetahuan 
  ada 6 tingkatan:
a) Tahu
  Tahu hanya sebagai recall (ingat) memori yang telah ada sebelumnya setelah dikumpulkan sesuatu  Pada tingkat ini diambil kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang diperoleh atau dari rangsangan yang telah diterima.
b) Memahami
   Memahami suatu objek bukan sesuatu yang berkaitan dengan objek tersebut, tidak dapat diputuskan, tetapi orang ini harus dapat mengintegrasikan sepenuhnya tentang objek yang diperoleh tersebut.
1). Apilikasi (aplikasi) 
     Diartikan sebagai kemampuan yang menggunakan materi yang ada di atur pada saat menentukan kebutuhan atau kenyataan (sebenarnya). Hukum-kukum, rumus, metode, prinsip dan dalam kontek atau pemikiran yang lain.
2). Analisis (analisis) 
     Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada pembahasan satu sama lain.
3). Sintesis (sintesis) 
    Menentukan untuk suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk atau keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu manfaat untuk menyusun formula baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
4) .Evaluasi (evulasi).
      Berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan kriteria yang ada di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b.Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan tingkat pengetahuan 

1.Faktor Internal 
    a) Pendidikan 
        Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan orang terhadap perkembangan orang lain. Menurut notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga mempengaruhi seseorang akan memengaruhi pola hidup dalam pembangunan.
     Pendidikan adalah suatu pendidikan yang diterima peserta didik melalui pendidik yang dilakukan pada suatu lembaga atau intitusi. Yang menyebabkan sebagian besar perubahan dalam upaya memdewasakan diri melalui upaya diskusi dan penelitian.
    Pendidikan Mengenai segala hal dan tindakan dari generasi tua untuk mengalikan pengalaman, aksi, kecakapan, serta keterampilan untuk generasi muda, untuk generasi muda melakukanfungsi hidup dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Sementara dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional “pendidikan dasar dan terencana untuk pembelajaran dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengaktifkan potensi yang diperlukan untuk meningkatkan kekuatan religius, mencari diri, mencari, menggerakkan, meningkatkan, membantu, kebutuhan yang dibutuhkan, masyarakat, bangsa dan negara ”.
    Dalam ilmu kesehatan pendidikan adalah suatu konsep pendidikan di bidang kesehatan di lihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diterapkan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
    b) Umur.
        Menurut Huclok semakin matang, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan semakin matang dan berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan menambah pengalaman dan kematangan jiwa.
        Umur adalah usia individu yang dimulai saat sudah diperbarui hingga beberapa tahun. Dari segi kepercayaan di masyarakat, orang dewasa lebih percaya pada orang yang belum cukup kedewasaannya.
        Semakin tua usia seseorang maka pengalaman orang ini akan semakin meningkat akan meningkatkan pengetahuannya akan suatu tempat wisat. Dengan cara ini orang dapat membaca dengan mudah melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan kemenangan.
        Pada dasarnya sulit untuk menentukan batas-batas usia perkembangan, namum dalam praktik sering kali diperlukan batas yang disetujui pada zaman tersebut. Berikut batasan perkembangan:
    c) Karakteristik.
        6 tahun 12 tahun (akhir kanak-kanak). Pendapat ini kadang-kadang bertentangan dengan orang tua, sebaliknya anak mulai membantah dan tidak sesuai dengan orang tua.
2.Faktor eksternal 
    a) Faktor Lingkungan
  Lingkungan merupakan keseluruhan yang mempengaruhi perkembangan dan pengaruh seseorang atau kelompok.

    b) Sosial budaya
        Sistem sosial budaya yang dapat mempengaruhi masyarakat dari sikap dalam menerima informasi.
3.Kriteria tingkat pengetahuan.
pengetahuan dapat dipahami dan diinterprestasikan dengan skala yang dilindungi kualitatif, yaitu:
  • Baik: hasil presentase 76% - 100%
  • Cukup: hasil peresentase 56% - 75%
  • Kurang: hasil persen> 56%.
 2. Sikap Menggosok gigi 
     Menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang penting untuk mencegah timbulnya masalah di rongga mulut dengan sikap menggosok gigi adalah cara yang diperbaiki untuk menyelamatkan plak pada pertemuan gigi dan gusi.
    Sikap menggosok gigi adalah permukaan dari makanan dan menumpukan kotoran menggunakan alat-alat untuk menggosok gigi.
Adapun Manfaat menggosok gigi di antara yang lain:
Sebuah. Menghilangkan sisa-sisa makanan 
b. Mengurangi bau mulut 
c. Memberikan rasa segar dalam mulut 
d. Dengan pasta gigi yang mengandung tepung maka dapat menguatkan gigi sehingga dapat dihindari karies         
e. Dapat mencegah timbulnya karang gigi dan mencegah radang gusi 
f. Menghilangkan plak dan mencegah plak tidak tertimbul lama pada permukaan gigi
g. Dalam menggosok gigi ada 3 faktor yang harus dikeluarkan yaitu:
1) .Pemeliharaan menggosok gigi
    Sikat gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang digunakan untuk membersihkan gigi dan mulut, ada beberapa gigi yang ditemukan di pasaran yaitu sikat gigi manual dan sikat gigi elektrik dengan berbagai ukuran dan bentuk bervariasi. Bulu sikat dari berbagai jenis bahan, tekstur, panjang, dan kepadatan, Banyak jenis sikat dipasaran, harus diatasi dengan sikat gigi yang efektif antara lain:
    a) .Kenyamanan bagi setiap orang yang Berukuran, tekstur dari bulu sikat.
    b) .Mudah digunakan
    c). Yehuda kering dan cepat kering tidak lembab 
    d) .Awet dan tidak mahal 
    e) .Bulu sikat lembut tetapi cukup kuat atau tangkainya ringan 
    f) .Ujung bulu sikat membulat.
2) .Syarat sikat gigi yang ideal secara umum antara lain:
a.Tangkai: tangkai sikat harus enak dipengang dan stabil, pengangan sikap halus cukup lebar dan cukup tebal 
b.Kepala sikat: jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25 – 29 mm x 10 mm, untuk anak-anak 15 – 24 mmx 8 mm, bilah gigi molar ke dua sudah erupsi maksimal 20 mm x7 mm, untuk balita 18 mm x 7 mm.
c.Tekstur harus memungkinkan sikap digunakan dengan efektif tampa merusak jaringan lunak maupun keras.
3).Pasta gigi
    Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan geligi, juga menyediakan rasa nyaman di rongga mulut, karena aroma yang terkandung di dalam pasta tersebut nyaman dan sesuai.

Pasta gigi biasanya bahan abrasive, pembersih juga ditambahkan bahan pengikat, pelembab, pengawet, fluor, dan air. Bahan abrasive, dapat membantu melepaskan plak dan pellicle, tampa menghilangkan lapisan email. Bahan abrasive biasanya digunakan kalsium karbonat, atau aluminium hidroksida dengan jumlah 20% - 40% dari isi pasta gigi.
4).Teknik menggosok gigi
    Teknik menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi yang merupakan tindakan preventif dalam menuju kebersihan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Oleh karena itu teknik menggosok gigi harus di menggerti dan dilaksanakan secara aktif dan  telatur.
a)Teknik menggosok harus dapat pembersihkan semua permukan gigi dan gusi secara efisien terutama pada daerah saku gusi dan daerah interdental.
b)Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau abrasi gigi.
c) Sebaiknya menggosok  gigi dengan pasta gigi yang mengandung floride (untuk menguatkan email gigi, dan mencegah karies).
d).Sikat gigi diganti sekurang-kurangnya tiap sebulan sekali.
e).Teknik menyikatan harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu sebaiknya 2x sehari, yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam hari.
5).Macam-macam gerakan dalam menggosok gigi antara lain:
     Macam-macam menggosok gigi digolongkan kedalam (enam) golongan berdasarkan macam gerakan dilakukan, yaitu:
a).Teknik vertikal 
    Dilakukan dengan kedua rahan tertutup, kemudian kemudian permukan labial gigi disikat dengan gerakan keatas dan kebawah. Untuk permukaan lingual dan palatal dilakukan dengan gerakan yang sama dengan mulut yang terbuka.
b).Teknik horizontal 
    Permukaan bukan dan lingual disikat dengan gerakan kedepan dan kebelakang. Untuk gerakan horizontal yang sering disebut “scrub brush tecnic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal.
c).Teknik roll atau modifikasi stillman 
    Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat yang mengarah kearah apeks dan sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dengan melengkung. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lulus dengan permukaan email.
d).Vibratory technic 
    Untuk bagian bukan dan labial, sikat dipengang dengan tangkai dalam posisi horizontal. Ujung bulu diletakan pada permukaan gigi terbentuk sudut 45o terdapat sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal. Kemudian sikat ditekan hingga ujung bulu sikat masuk ke intterproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi. Sikat digetarkan dalam lengkunga-lengkungan kecil sehingga kepala sikat bergerak secara sirkuler, tetapi ujung-ujung bulu sikat halus tetap di tempat semula. Setiap kali dapat dibersihkan dua atau tiga gigi. Setelah tiga atau empat lingkaran kecil,sikat diangkat,lalu ditempatkan lagi pada posisi yang sama, untuk setiap daerah dilakukan tiga atau empat kali.
    Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama, hanya saja ujung bulu sikat ditetapkan kedalam ceruk dan fisssure.
Metode piagam merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan yang dibutukan dengan cukup tinggi sehingga pasien kesulitan melakukan dengan sempurna.
e).Teknik fones atau sirkuler 
    Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukan bukal dan labial dengan dalam keadaan oklusi. Sikap menggosok gigi digerakan dalam lingkaran-lingkaran besar hingaa gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah di gosok sekalikus.daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Setelah semua permukaan bukal dan labial menggosok, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatal di gosok engan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan lingual dan palatal, dapat dilakukan gerakan maju mundur untuk daerah tersebut.
f).Teknik fisiologik
    Untuk teknik ini menggunakan bulu siakt yang lunak. Tangkai sikat gigi dipegang horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus terhadap permukaan gigi. Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa penyikatan gigi lurus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakukan beberapa kali gerakan sebelin berpindah kearah gusi. Setiap kali dilakukan beberapa kali gerakan sebelim berpindah kearah selanjudnya. Teknik ini sukar dilakukan pada permukan lingual dari premolar dan molar rahang bawah sehingga dapat diganti dengan gerakan dalam lingkaran kecil.
g).Kumur
    Kumur-kumur sebanyak 2 – 3 kali untuk membilas seluruh permukan rongga mulut yang sudah digosok giginya.
6).Penilaian sikap menggosok gigi 
    Menggosok gigi tingkah laku yang dilakukan dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang dilakukan terus menerus. Menggosok gigi dilakukan minimal 2x sehari yaitu setalah sarapan dan sebelum tidur malam. Cara menggosok gigi yang baik adalah dengan membersihkan seluruh bagian gigi.Kriteria pengukuran:
Kurang baik : jumlah skor ≤ nilai median 
Baik              : jumlah skor < nilai median 
3.Keterampilan Menggosok Gigi
    Keterampilan merupakan kemanpuan-kemampuan mendasar yang terus dikembangkan hingga menjadi telitih, sedangkan keterampilan menggosok gigi adalah kemampuan untuk mengajarkan atau melaksanakan tindakan menggosok gigi yang dilakukan dengan latihan agar mendapatkan pembersihan gigi yang baik.Keterampilan menggosok gigi yang baik di harapkan dapat meningkatkan kebersihan mulut terutama oleh plak gigi.
    Usia dini merupakan saat yang ideal untuk melati kemapuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya menggosok gigi. Menggosok gigi termasuk keterampilan motorik halus, yaitu gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan hanya dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan dalam menggunakan jari dan gerakan pergelangan tangan.
    Kemampuan motorik merupakan salah satu unsur yang membentuk intelegensi.Intelegensi merupakan totalis kemampuan seseorang untuk bertindak  yang meliputi fungsi mental, berfikir, mengingat, mempelajari, mengadopsi dan merasakan yang biasanya di ukur menggunakan suatu indeks ukuran kemampuan intelektual yang disebut intellgence quotient (iq). Tindakan iq anak nolmal menurut binet terdiri dari kategori nolmal (90-110), dan cerdas (120-140). Tingkat kecerdasan yang memiliki tersebut akan menjadi bekal potensial yang akan memudahkan seseorang dalam belajar serta mendapatkan hasil yang lebih optimal).Metode Vertikal 
    Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahan tertutup, kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan kerakan keatas kebawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut terbuka.
2).Metode  Horisontal
    Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke belakang untuk permukaan oklusal gerakan horisontal yang sering disebut “scrub brush technic” dapat dilakukan dan dibuktikan merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang belum deberi pendidikan khusus, biasanya keterampilan menggosok gigi dengan terknik vertikal dan horisontal
B. Kerangka Teori
        Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dapat disusun kerangka teori sebagai berikut:


Gambar 1.1. kerangka Teori

C. Hipotesis 
    

BAB III
METODE PENELITIAN
A.Kerangka Konsep 
    Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antar konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang di maksud.


Gambar1.3. Kerangka Konsep
B. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi dengan metode survey analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor  resiko dengan faktor efek. Sedangkan rangcangan yang akan digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu.
C. Subjek Penelitian  
    1.Populasi penelitian 
        Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa. Siswa SDN sambiroto 01 Semarang yang berjumlah 641 siswa.
    2.Sampel penelitian.
        Sampel adalah sebagian wakil populasi yang akan diteliti . Sempel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 4 sampai 5  di  SDN Sambiroto 01 Semarang.
    3.Teknik pengambilan sampel
        Teknik samping yang di gunakan dalam penelitian ini dengan purposive samping yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, didasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Besaran sampel 15% dari populasi yaitu 15% X  641= 45 orang, dengan kriteria:
    a.Kelas 4 dan 5
b.Bersedia menjadi subyek penelitian
D. Identifikasi  Variabel Penelitian 
    1.Variabel bebas 
        Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap menggosok gigi.
    2.Variabel terikat
        Variabel terikat atau dependen dalam penelitian ini adalah keterampilan menggosok gigi.
    3.Variabel terkendali
       Variabel terkendali (kontrol) adalah variabel yang dikendalikan dalam penelitian ini adalah                     tingkatan kelas dalam SD.
    4.Variabel tak terkendali
        Variabel yang tidak dikendalikan dalam penelitian ini adalah penyakit gigi mulut yang sedang                 diderita responden saat penelitian  yaitu ph saliva dan pola asuh orang tua.
E. Definisi Operasional Penelitian 
F. Instrumen penelitian 
    Instrumen penembilan data 
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah yang digunakan oleh peneliti dalam rangga pemgumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
G. Langka-Langka Penelitian 
    1.Tahap perizinan 
        a.Melakukan perizinan
            1).Peneliti mengajukan formulir permohonan surat izin penelitian ke Jurusan Keperawatan Gigi                 Polteknik Kementrian Kesehatan Semarang dengan tujuan surat kepada kepala sekolah SDN                  sambiroto 01 Semarang.
            2).Peneliti memberikan surat izin penelitian tersebut kepada kepala sekolah SDN sambiroto 01                 Semarang.
        b.Memberikan inform consent atau surat persetujuan kepada orang tua responden mau tau tidak                 menjadi responden penelitian.
        c.Menyiapkan responden yang telah menyetujui inform consent. 
        d.Menyiapkan lembar form kuensioner, lembar pemerikasaan dan alat pemerikasaan.
2. Tahap pelaksanan 
    a.Sampel dipilih sesuai kriteria
    b.Peneliti  di intrusikan setelah sarapan pagi harus menggosok gigi dan sebelum tidur malam.
    c.Pada pelaksanan penelitian, Responden mengisi kuesioner tentang pengetahuan dan sikap                       menggosok gigi
    d.Setelah Responden selesai mengisi kuesioner kemudian Responden akan menggosok gigi.
    e.Data yang dikumpulkan akan diolah dan di analisis supaya di  dapatkan hasil dan kesimpulan.
    f.Peneliti melakukan observasi keterampilan menggosok gigi.
H. Analisa Data .
    1.Metode pengolahan data 
        Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka dengan penggunaan cara-cara atau rumus tertentu. Proses mengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a.Penyuntingan (editing)
    Editing adalah memeriksa kembali data yang telah terkumpul untuk mengecek kelengkapan dan             kebenarang data jika ada kekeliruan akan diperbaiki.
b.Pengkodean (coding)
    Pemberian atau pembuatan kode-kode dan tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.       Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau  huruf-huruf yang memberikan           petunjuk dan identitas pada suatu informasi atau data yang akan analisis.
c.Memasukan data (entry) atau processing 
   Entry data dilakukan dengan memasukan data pada jawaban yang telah terkumpul sesuai  dengan         kategori yang telah ditentukan.
d.Pembersihan data (cleanning)
   Apabila semua data dari setiap sumber atau data responden selesai dimasukan, perlu dicek kembali     untuk melihat kemungkinan-kemungkinan dan kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan     sebaginya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisa data 
    Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini menjadi analisis secara univariat dan bivariat.
  a. Analisa univariat 
  Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan pengaturan, sikap menggosok gigi dan keterampilan terhadap menggosok gigi dengan masukan tabel distribusi frekuensi dan grafik. Pada analisis univariat dilakukan pengtungan nilai maen, standar deviasi, maksimun dan minimum.
  b. Analisis bivariat 
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel pengetahuan  dan sikap menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi. Uji korelatif bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji chi square.
I. Jadwal Penelitian 
DAFTAR PUSTAKA

1)- Azwar,S. 2014. Metode penelitian. Pustaka belajar .Yogyakarta.
2)- Arikunto,S. 2014. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta.
    Jakarta .
3)- Besford, J. 1996. Mengenal gigi anda, eds 2. Yuwono,L. Budiman,J.A. Arcan.
    Jakarta.

4)- Departemen Kesehatan RI, UU  kesehatan No.36 Tahun 2009. 
        htt://www.depkes.go.id/resources/download/general/UU%20Nomor%2036%20Tahun 2%200                     9%20tentang%20 Kesehatan.pdf. Diakses pada Desember 2017.
5)- Dewanti. 2012 hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi                 pada    anak usia sekolah di SDN Pondok Cina 4 Depok. Universitas Indonesia. Depok. 
       http://lib.ui.ac.id/file=digital/20311320-S42783 Hubungan%20 tingkat.pdf.
6)- Gayford, JJ., Haskell,R. 1990. Penyakit Mulut (Clinial Oral Medicine), edk 2.
7)- Yuwono,L. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
8)- Hananto Seno Riskesdas) (2018).hubungan dan tidakan ibu terhadap menggosok  gigi,plak,anak             TK Ibnu Akbar Jalan parak pengambiran kecamatan lubuk begalung Padang.Universitas.
9)- Hamid,SA., R., Bataha,Y.2017. Hubungan pola makan dengan karies gigi pada anak    kelas IV                usia         8-9 tahun di sd negeri 126 manado lingkungan 1 kleak kecamatan malalayang kota                 manado provinsi      wesi utara. E-journel Kperawatan (eKp). Vol.5                                                                    No.2:2.https://ejounal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/17870/17391.                     Diakses pada 1 januari 2017.
10)- Hanifah,M. 2010. Hubungan usia pada tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 20-            50 Tahun Tentang periksa payudara. Sendiri (sadari). Skripsi. Universitas Islam .
11)- Herijulianti,E.,Indriani,TS.,Artini,S. 2002. Pendidikan kesehatan gigi. Ester, M. Penerbit Buku                 Kedokteran EGC. Jakarta.%TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf. Diakses pada januari                 2017.
        12)-Pratiwi, D. 2017. Gigi sehat merawat gigi sehari-hari. Buku kompas. Jakarta.
13)- Priyoto. 2014. Teori sikap dan perilaku dalam kesehatan dilengkapi contoh Kuensioner. Nuha                 Medika.     Yogjakarta.
14)- Rahayu,A. 2016. Faktor-faktor mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat                 wilayah kerja puskesmas randublatung Kabupaten Blora. Skripsi.Poltekkes Kemenkes                         Semarang.
15)- Riwidikto,H. 2010. Statistik untuk penelitian kesehatan. Pustaka rihama. Yogyakarta.
16)- Santoso,S.,Ranti,AL. 2004. Kesehatan dan gizi. Rineka Cipta. Jakarta.
17)- Soenarjo,RJ. 2002. UKS usaha kesehatan sekolah. Remaja Rosdakarya.
        Bandung.
18)- Sugiyono. 2009. Metodologi penelitian Kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung
19)- Tamher,S.,Ekasari MF. 2009. Pengkajian keperawatan pada individu, keluarga dan komunitas.                 Trans info medika. Jakarta.
20)- Taringan,R. 2016. Karies gigi,edk 2. Juwono,L. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
        Undang-undang RI. Sistem pendidikan Nasional  No.20 tahun 2013.                                                         http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/UU_no_20_th_2003.pdf. 
        Diakses pada febuari 2017.
21)- Wiradona,., Widjarnako,B., Syamsulyuda,B.M 2013. Pengaruh perilaku menggosok gigi                   terhadap         plak         Gigi pada siswa kelas IV dan V SDN wilayah kecamatan gajahmungkur      Semarang.                 Universitas Dipenegoro Semarang. Semarang.                https://media.neliti.com/publications/126431- ID- pengaruh-   perilaku-menggosok-gigi-terhada.pdf.

22)- Wawan,A., Dewi,M. 2011. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.                    Nusa -Medika. Yogyakarta.


   LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN
    A.Pengetahuan 
        1. Karakteristik Responden :
                a.No Responden : ....................................
                b.Nama         : ....................................
                c.Umur         : ....................................
                d.Jenis kelamin :  ....................................
                                :1.Laki-laki
                                :2.perempuan
    . Pertanyan Pengetahuan Kesehatan Gigi:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan cara menyilangkannya (X).
1.Plak dapat dibersihkan  dengan cara....
    a.Menggosok gigi
    b.Kumur-kumur
    c.Menggerakan lidah
2.Berapa kali minimal menggosok gigi dalam sehari agar dapat mencegah terjadinya gigi berlubang...
    a.1 kali
    b.2 kali
    c.3 kali
3.Waktu yang dianjurkan menggosok gigi adalah....
    a.Saat mandi pagi dan sore
    b.Sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam
    c.Setelah makan
4.Lama menggosok gigi yang benar agar dapat membersihkan gigi adalah ....
    a.1 menit
    b.2-3 menit
    c.Kurang dari satu menit 
5.Menggosok permukaan gigi belakang atas yang mengadap ke pipi adalah dengan cara...
    a.Gerakan naik-turun
    b.Gerakan maju-mundur
    c.Gerakan memutar
    a.Garakan naik-turun
    b.Gerakan maju-mundur 
    c.Gerakan  Memutar 
6.Menggosok permukan gigi belakang  bawah menghadap ke pipi dengan cara...
    a.Gerakan naik-turun
    b.Gerakan maju-mundur 
    c.Gerakan memutar
7.Menggsok permukan gigi depan yang menghadap ke bibir adalah dengan cara...
    a.Garakan naik-turun
    b.Gerakan maju-mundur 
    c.Gerakan  Memutar
8.Menggosok permukan atas dan bawah yang berada di dalam/ menghadap lidah dan langit-langit dengan cara...
    a.Gerakan mencungkil
    b.Gerakan maju-mundur
    c.Gerakan memutar 
9.Menggosok permukaan gigi atas dan bawah bagian pengunyahan dengan cara...
    a.Gerakan mencungkil 
    b.Gerakan maju-mundur 
    c.Gerakan memutar 
10.Bentuk sikat gigi yang baik digunakan adalah...
    a.Tangkai lurus dengan ukuran kepala sikatnya yang besar 
    b.Tangkai lurus dengan bulu sikatnya tidak rata
    c.Tangkai lurus dengan ukuran kepal kecil dan bulu yang lembut
B. Sikap 
     .Pertanyaan sikap kesehatan gigi.
Berilah tanda ceklis (v) pada kolom jawaban dibawah ini yang di anggap paling sesuai!

Keterangan :  

SS      :Sangat setuju
TS     :Tidak setuju
S        :Setuju                  
TST  :Sangat tidak setuju

KS     :Kurang setuju
C. Keterampilan Menggosok Gigi 
    . Lembar observasi kebiasaan mengosok gigi 
    (dilakukan oleh peneliti )
Berilah tanda ceklis (v) kolom jawaban dibawah ini yang diangkap paliang sesuai!.

Sekian dan Terimakasih Semoga Proposal ini jika Berminat & Bermanfaat.
foto asli peneliti
Foto Peneliti
Atas Nama Ferdinand kotouki S.tr.Kes

5 comments: